Sejumlah Aset Wisata Sumbawa Mulai Punah

Kearifan lokal, adat istiadat, seni budaya maupun objek wisata yang menjadi aset potensi pengembangan wisata di Sumbawa mulai punah. Selain karena derasnya arus globaliasi yang mendera, budaya vandalime menjadi faktor utama yang mempercepat hilangnya aset tersebut. Sehingga yang tersisa hanya beberapa ikon dan kegemaran yang mungkin masih dianggap penting.
Seperti permainan rakyat barempuk, sudah hampir tidak pernah terlihat. Masyarakat sebagai pemilik tidak lagi menggunakannya saat musim panen. Kecuali diadakan sebauah event khusus permainan rakyat.
”Budaya ini sebenarnya tumbuh dan berkembang dari dalam masyarakat pemiliknya. Seperti permainan rakyat yang lain Belogo’, itu dulu ada ditengah masyarakat. Jika masyarakat tidak lagi meneruskannya maka permainan rakyat itu akan punah,” komentar Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda Olah raga Kabupaten Sumbawa Ir Padusung, MM yang ditemui wartawan, kemarin.
Menurut dia, adat istiadat seni budaya maupun aset wisata lainnya punah karena masyarakat jarang menggunakannya. Seperti adat perkawinan saja banyak yang dipenggal. Tidak diterapkan secara utuh, bahkan sejumlah rentetan-rentetan penting dari bagian perkawinan adat Sumbawa tidak lagi dipakai sama sekali.
”masyarakat jarang memakainya, mereka cenderung mengambil bagian –bagian yang dianggap penting saja. Ini yang menyebabkan adat istiadat itu punah ya karena menganggapnya tidak penting,” papar dia.
Sejumlah objek wisata juga demikian adanya. Beberapa objek yang dahulu dianggap sangat menarik bahkan sempat masuk dalam buku promosi budaya kini tidak lagi dapat dinikmati. Seperti wisata Ai Beling di Moyo Hulu, saat ini sudah tidak menarik lagi karena tidak ada air. Hutan di sekitar lokasi tersebut sudah mengalami kerusakan.. Kondisi yang hampir sama juga terjadi pada objek Sarkofagus di Batu Tering. Diduga beberapa bagian batu dari dalam kompleks wisata sejarah tersebut hilang.
”Memang dibutuhkan upaya multisektor untuk mengantisipasi itu semua. Kita sudah mencoba untuk berkoordinasi dengan dinas kehutanan maupun dinas PU untuk merevitalisasi keberadaan objek Ai Beling. Ini mengindikasikan daya tarik wisata alam dan gunung dari ketersediaan air. Daya tarik wisata itu akan hilang, ketika airnya sudah tidak ada atau berkurang,” kata dia.
Dikatakannya, saat ini pemerintah tengah melakukan inventarisasi kembali aset-aset budaya yang memiliki potensi wisata. Inventaris tersebut kemudian akan dirangkum dalam media penyimpanan. Tidak hanya adat budaya, seni sastra Sumbawa seperti sakeco, badede dan saketa akan disimpan. Ada juga permainan rakyat seperti pacuan kuda, barapan kebo, barempuk, badempa dan karaci.
Untuk mengantisipasi mulai punahnya aset-aset wisat terutama seni budaya kata dia, pemerintah telah menghidupkan kembali melalui Dewan Kesenian Sumbawa (DKS) agar potensi itu kembali digali dan dikembangkan sehingga dapat lebih fokus. Begitu pula dengan lembaga adat yang hampir juga ‘mati suri’ dengan kepengurusan yang sudah cukup usia akan dibentuk kembali.
”Lembaga adat juga akan kita segarkan kembali. Sama seperti dewan kesenian yang kemarin telah aktif lagi. Selain itu pemerintah juga akan berusaha untuk memberikan stimulan terhadap permainan rakyat dengan memunculkan kembali melalui event-evet budaya,” tukas dia.(rif)

Sumber:  Nusatenggaranews

Daftar Mutasi Pejabat Pemkab Sumbawa Tanggal 14 Maret 2009

Sumbawa Besar, Gaung NTB
Bupati Sumbawa, Drs. H. Jamaluddin Malik menarik tiga pejabat Eselon II menjadi staf ahli. Ketiga pejabat itu mantan Kadis Peternakan, Ir. H. Zulkiqli, mantan Kepala BPM-LH. Ir. Muklis, MSi, dan mantan Kepala Bagian Umum, Sadaruddin, S.Sos.
Ketiganya dilantik Sabtu (14/03) masing-masing sebagai staf ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Bidang Pembangunan dan Bidang Pemerintahan.
Untuk mengganti Zulifli, bupati melantik Ir. Mukmin, mantan Kabid Perencanan Pembangunan Ekonomi Bappeda, Muklis oleh Ir. Dirmawan (mantan Kadiskanlut) dan Trikaryati, S.Sos (mantan Camat Untir Iwis).
Dirmawan sendiri digantikan oleh Ir. Junaidy, MSi — mantan Kabid Penelitian Pengembangan dan Statistik Bappeda.
Turut bersama pelantikan itu, Drs. H. Naziruddin Lambaji, MSi yang dilantik sebagai Kepala Arpusda menggantikan H. Syamsun Asir, S.Sos yang pensiun, Ir. Edy Isnaeni sebagai Kepala Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian (KPPP), mengantikan Ir. Mustafa yang menempati pos barunya sebagai Sekretaris Bappeda.
Posisi Nazir diisi Drs. H. Hasan Basri yang sebelumnya menjabat Sekretaris Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP), serta Ir. Sigit Wirasongko menggantikan Edy di Sekretaris Dishutbun.
4 Camat Baru
Pada mutasi yang diikuti 84 pejabat eselon II, III dan IV itu, bupati juga melantik Abu Bakar, S.Sos (mantan Camat Lopok) untuk mengisi Camat Unter Iwes. Posisi Abubakar diisi Ir. Armawan Jaya, Camat Lunyuk yang menyerahkan jabatannya ke Rahman Ansori, S.Sos, MSE. Camat Buer yang dipegang Sahabuddin, SH dilaihkan ke Imam Sopinggi, S.Sos. Kini Sahabuddin menjabat Kabid perlindungan dan Pengaman Dishutbun.

Sumber: GaungNTB

Sumbawa Besar Rusuh, Satu Tewas dan 11 Luka (Sebuah Catatan Hitam)

Kerusuhan yang diwarnai amuk massa, Kamis (25/9), di Sumbawa Besar, ibukota Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya merenggut korban jiwa, satu orang tewas dan sedikitnya 11 orang luka-luka.
Seorang petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sumbawa, Suratman menyatakan korban tewas diduga terkena peluru, namun belum diketahui identitasnya.
Sementara Kepala Biro Operasional (Karoops) Polda NTB, Kombes Pol Drs Syafdinan ketika dikonfirmasi menyatakan, “Polisi masih melakukan pengecekan soal korban tewas dan luka-luka tersebut”.
Kerusuhan di Sumbawa Besar, mulai pukul 10:30 Wita dan hingga siang ini masih terus berlangsung, diduga dipicu oleh ulah oknum polisi setempat, menyusul kematian seorang mahasiwa jurusan fisika Universitas Samawa (UNSA), Mustakim (22).
Sampai siang ini tercatat Mapolsek Kota Sumbawa Besar dibakar massa serta sebuah mobil patroli. Sementara rumah dinas Kapolres Sumbawa juga ikut menjadi sasaran amuk massa.
Massa yang terdiri atas mahasiswa khususnya UNSA serta masyarakat setempat sekarang ini terkonsentrasi di sekitar Jalan Kartini yang berdekatan dengan Mapolsekta dan Jalan Urip Sumohardjo didekat kawasan pertokoan di kota tersebut.
Untuk mengantisipasi situasi yang lebih buruk, para pemilik menutup tokonya, sementara siswa sekolah dipulangkan gurunya lebih cepat. Pihak PLN cabang Sumbawa mematikan aliran listrik untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran yang lebih parah.
Kerusuhan yang diwarnai amuk massa ini sebenarnya mulai terlihat tanda-tandanya sejak Selasa (23/9) dan Rabu (24/9) ketika ratusan mahasiswa UNSA dan masyarakat melakukan aksi demo ke Mapolres Sumbawa dan sempat merusak kantor polisi.
Mahasiswa dan masyarakat mempertanyakan kasus meninggalnya Mustakim yang dinilai tidak wajar. Mustakim pada hari Senin (22/9) mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Merdeka Sumbawa Besar sekitar pukul 19:30 Wita. Dia kemudian dibawa ke UGD RSUD Sumbawa.
Dalam kecelakaan itu mahasiswa fisika UNSA ini mengalami luka lecet di lutut dan pinggul kiri. Ketika dirawat di UGD RSUD Sumbawa dia dalam keadaan tidak mengkhawatirkan. Namun selama di UGD Mustakim seperti dikatakan tim dokter setempat sering berteriak-teriak, sehingga paramedis keesokan harinya (Selasa, 23/9) terpaksa menghubungi polisi untuk menangani mahasiswa ini.
Sekitar pukul 12:30 Wita hari Rabu, polisi menjemput Mustakim dari UGD kemudian dibawa ke Mapolres Sumbawa. Entah apa yang terjadi di Mapolres Sumbawa, pihak kepolisian sekitar pukul 18:00 – 19:00 Wita mengantarkankan kembali Mustakim, namun dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
Peristiwa ini yang menyulut amuk massa dengan sasaran pihak Polres Sumbawa dan Mapolsekta Sumbawa Besar. Tim dokter RSUD Sumbawa yang melakukan visum terhadap jenazah Mustakim menyatakan mahasiswa ini mengalami pendarahan selaput otak bagian luar.
Hingga Kamis siang Kapolres Sumbawa, AKBP Bambang Suharno yang berkali-kali dihubungi wartawan dari Mataram masih belum bersedia menjelaskan peristiwa kerusuhan di kota Sumbawa Besar tersebut. (Ant/edj) Sumber berita: Kompas

Ada yang masih ingat berita ini? Jika anda warga Kabupaten Sumbawa pada umumnya atau warga Kota Sumbawa Besar pada khususnya, tentunya tidak akan lupa dengan kerusuhan yang terjadi pada Tanggal 25 September 2003 yang menjadi sebuah catatan hitam dalam sejarah Kabupaten Sumbawa. Apakah ada perubahan setelah kejadian itu? Lumayan banyak, antara lain: dibangunnya Lampu Merah di beberapa persimpangan jalan di Sumbawa Besar (walaupun sampai saat ini kesadaran warga untuk menaatinya masih kurang, disamping pihak Kepolisian hanya menjaganya cuma pada pagi hari sampai dengan jam 07.00), lebih santunnya pihak Kepolisian dalam melayani masyarakat dan juga dalam pergaulan sehari-hari (terutama Polisi-Polisi Muda), tentu saja ditangkapnya tersangka oknum pemukulan terhadap Mustakim (saya terakhir bertemu dengan tersangka sudah bebas), dan perubahan pada tatanan hidup masyarakat Sumbawa Besar.

Yang tidak bisa dilupakan juga keluarga yang anggotanya menjadi korban dari kerusuhan tersebut (almarhum Mustakim dan Gathan) tentu diliputi rasa kesedihan dan trauma yang mendalam. Semoga kejadian seperti ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua dan tidak terulang dimasa yang akan datang.

Sebuah memori untuk almarhum Saudara dan Sahabatku Gathan, yang walaupun saya mengenalnya secara sepintas, saya tahu dia adalah orang baik dimata teman dan keluarga. Semoga arwahnya diterima disisi-Nya.

Facebook

Facebook

Facebook

Kemarin ketika saya sedang ngobrol dengan teman-teman, tiba-tiba seorang temanku menanyakan tentang facebook yang sekarang sedang tren dalam dunia persahabatan setelah Friendster, “Siapa pencipta Facebook dan bagaimana bisa facebook bisa mengalahkan friendster, tolong ceritakan kepada kami yang masih awam terhadap facebook” katanya. Sayapun berpikir sebentar untuk mengingat kembali tentang sejarah facebook yang pernah saya baca di internet, akhirnya sayapun berkata “baiklah kalau memang begitu saya akan menjelaskan tentang facebook “.
Facebook diperkenalkan 4 Februari 2004 oleh Mark Zuckerberg (23), seorang programer komputer yang digunakan sebagai media untuk saling mengenal bagi para mahasiswa Harvard, Pada awalnya, “Facebook” bernama “The Facebook”, nama tersebut diambil dari nama lembaran dokumen yang dibagikan kepada setiap pelajar baru di harvard yang menampilkan profil murid dan karyawan. Dan dalam waktu 24 jam sejak peluncurannya, 1.200 pelajar Harvard langsung bergabung. Satu bulan kemudian, lebih dari separuh pelajar di sana sudah mendata profilenya.
Situs yang beralamat di thefacebook.com tersebut kemudian berubah nama menjadi facebook.com pada bulan Agustus 2005. Nama facebook.com tersebut dibeli dengan harga $200.000 ( Dua miliar rupiah, kalau dolar seharga Rp. 10.000,-) dari Aboutface Corporatio. Pada bulan September 2006, Facebook membuka pendaftaran untuk siapa saja yang memiliki alamat email.
Facebook vs Friendster
Di Indonesia, mungkin Facebook tidak sepopuler Friendster. Tetapi lambat laun banyak yang beranggapan Facebook akan mengalahkan Friendster. Ranking di Alexa.com pun membuktikan Facebook jauh menandingi Friendster. Pada tahun 2007, terdapat penambahan 200 ribu akun baru perharinya Lebih dari 25 juta pengguna aktif menggunakan facebook setiap harinya. Dan rata-rata pengguna menghabiskan waktu minimal sekitar 19 menit perhari untuk melakukan berbagai aktifitas di Facebook.
Keuntungan menggunakan facebook adalah ia dapat mencarikan teman yang mirip dengan profile kita. Kadang teman-teman lama bisa muncul dalam halaman facebook tanpa perlu kita cari. Yang penting informasi yang kita berikan lengkap, misalkan kuliah di mana, angkatan berapa, hobby, pekerjaan, lokasi tempat tinggal dan sebagainya. Dengan begitu dalam sekejab seseorang dapat menemukan teman-teman lama plus teman-teman baru sesuai dengan profile yang sudah diisi di facebook.
Mungkin itu saja yang bisa saya jelaskan tentang facebook, oh ya.. hampir saya lupa di Indonesia juga mempunyai facebook dengan alamat www.kombes.com, kalau memang kalian belum mempunyai facebook lebih baik daftar saja di situs tersebut, cintailah produk dalam negeri. Akhirnya karena sudah agak lama ngobrolnya kamipun bubar untuk melanjutkan tugas masing-masing.

Sebuah tulisan perdana dari saudara Syaifullah